Socioculture merupakan suatu pembahasan general yang mengulik realita kehidupan sehari-hari dengan cara sederhana namun mendalam. Melalui pembahasan ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan, perspektif dan pemahaman yang berbeda sebagai komponen pelengkap dalam memetakan setiap tindakan yang ada pada lingkungan masyarakat.

Ideologi dan Gaya Hidup


Saya mengawali tulisan pertama ini dengan mengulas kembali apa saja yang menjadi realita kehidupan sehari-hari, yang pada khususnya membahas antara ideology yang menjadi landasan tujuan negara dengan suatu pemenuhan gaya hidup yang tidak seimbang jika itu di pertukarkan. Berkaitan dengan hal tersebut saya juga ingin merefleksikan kembali capaian dan nilai-nilai nasionalisme yang seharusnya bisa menjadi penggerak untuk kita menjadi pribadi yang lebih baik dalam meneruskan cita-cita para pejuang bangsa, yang biasanya tergambar dari antusias dan sejumlah seremoni yang ada pada bulan nasionalisme ini yaitu Agustus membara.

Ideology merupakan suatu fondasi utama, benteng, tiang penyangga dari suatu tindakan dan usaha yang akan dilakukan oleh seseorang dalam meraih apa yang menjadi mimpi dan tujuan hidupnya. Berikutnya, ideology juga merupakan suatu hasil pemikiran, cipta, rasa dan keyakinan yang di percaya bisa membawa suatu perubahan jika hal tersebut dilakukan. Begitu juga dengan ideology Pancasila yang menjadi bintang penuntun bagi terciptanya persatuan, kesejahteraan, keadilan serta perdamaian abadi bagi seluruh rakyat Indonesia dalam meraih segala cita-cita yang di impikannya.

Begitu juga dengan usaha dan proses panjang yang di lakukan oleh para pejuang dalam menyusun kemerdekaan, sehingga saat ini kita bisa merasakan hasil dan berbagai kemudahan dalam menjalankan rutinitas kita sehari-hari. Kesaktian dan sumbangsih ideology Pancasila terhadap capaian yang kini bisa kita nikmati, tampaknya juga tidak perlu di ragukan lagi. Hal tersebut menjadi bukti yang nyata bahwa Pancasila merupakan ideology dari hasil karya nusantara yang di anugrahkan Tuhan YME untuk negara kita Indonesia tercinta, sekaligus sebagai simpul dalam menghadapi berbagai persoalan. Tetapi tampaknya saat ini Pancasila sebagai ideology bangsa hanya menjadi sebuah simbolisasi, bahkan tag line semata dalam memframing suatu citra yang ingin di tonjolkan oleh beberapa personal ataupun kelompok kepentingan. Pancasila yang dulu menjadi agung dan di eluh-eluhkan, kini hanya menjadi suatu lelucon dalam sebuah adegan drama dan hiburan. Menjadi alat dalam menyudutkan seseorang, menjadi bahan wacana dalam meraih simpati janji kepentingan dan terlebih lagi, Pancasila kini hanya menjadi suatu lagu-laguan di kalangan pelajar (itupun kalau semua ingat dan hafal) serta pengukur uji kelayakan. Sangat miris sekali, seolah perjuangan para pahlawan rela hanya di bayar dengan senyum lelucon generasi penerus bangsa. Andai mereka tau bagaimana proses perjuangan itu diraih, andai kata mereka tau bagaimana ibu pertiwi merintih menangis, dan andai mereka (pahlawan nasional) tau bagaimana kelakuan anak cucunya dalam meneruskan cita-cita tujuan bangsanya, niscaya usaha titik nadir itu tidak akan diteruskan hingga batas akhirnya.

Di satu sisi, pesatnya teknologi dan perkembangan zaman juga menjadi penanda dan aspek penting yang tidak bisa kita hindarkan. Kehidupan terus melaju dengan segala perubahannya, artinya semua itu bergerak dinamis mengikuti arus perkembangan yang ada. Mulai dari ilmu pengetahuan, cara pandang seseorang, sektor mata pencaharian, bentuk komunikasi, politik, budaya bahkan sampai gaya hidup juga tidak terlepas dari pesatnya perkembangan zaman. Banyaknya inovasi yang dilakukan oleh generasi milenial saat ini menjadikan angin segar dalam me recall kebudayaan dan identitas yang selama ini dianggap usang oleh banyak orang. Dan hal tersebut tampaknya menjadi suatu formula yang pas dalam upaya memperkenalkan kembali tentang potensi yang kita miliki. Tetapi disatu sisi yang lain,  perkembangan zaman dan teknologi yang pesat ini juga memunculkan generasi sampah dan pola pikir yang salah dalam memahami dasar negara dan ideology bangsa. Setidaknya negara telah mencatat beberapa permasalahan yang berkaitan dengan penyelewengan ideologi bangsa, mulai dari artis yang terjerat masalah hukum akibat menghina symbol dan lambang negara, menjadikan ideologi negara (Pancasila) sebagai bahan lelucon dan hiburan semata, munculnya konten negative/radikalisme di media social, penggadaian identitas hanya untuk mendapatkan respon dan perhatian bahkan sampai menjadikan pembahasan ideologi sebagai upaya dalam pemenuhan kepentingan personal tanpa ada kejelasan dan kualifikasi khusus dalam membahasnya. Terlepas dari semua itu saya yakin masih banyak penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam pengimplementasian nilai-nilai pancasila dalam kehidupan kita sehari-hari. Disinilah letak permasalahan yang menjadi perhatian dan focus pembahasan Bersama. Seharusnya dengan semakin majunya teknologi dan perkembangan zaman, maka semakin maju pula pola pikir dan peradaban manusia. Hal tersebut di tunjukkan melalui proses rasionalisasi yang mendalam untuk bisa menentukan mana yang baik dan mana yang benar, pengklasifikasian dan pengidentifikasian apa saja yang menjadi kekuatan dan hambatan, meningkatnya kesadaran diri dan budaya malu dalam setiap masing-masing individu serta meningkatnya kesadaran dalam menjalankan aturan dan perannya di lingkungan masyarakat.

Menjadi modern tidak berarti menjadi bebas tanpa kendali, menjadi liar dalam teknologi. Tetapi menjadi modern merupakan intuisi yang harus di ikuti sebagai bekal sekaligus penanda dalam mengikuti kontestasi yang disuguhkan oleh beragamnya kenyataan hidup ini, tentunya dengan cara yang tidak berseberangan dengan hukum dan penerapan ideologi dasar negara. Kemunculan berbagai fitur berbasis social media serta penggunaan teknologi lainnya seharusnya menjadi modal yang utama dalam menghimpun semangat dan kekuatan baru untuk memperkuat nilai-nilai nasionalisme. Peran anak muda dengan berbagai kemampuan dan kreatifitasnya di yakini sebagai komposisi yang sangat ideal dalam mewujudkan negara yang berdaulat, mandiri dan berkharakter jati diri Indonesia. Semoga ulasan ringan ini bisa menjadi triger untuk kita kembali memahami dan mengimplementasikan nilai dasar negara dalam kehidupan kita.


Share:

Related Posts:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

unggulan

pembelajaran yang efektif adalah pembelejaran yang diterapkan secara nyata

random posts

featured video

Recent Posts

Total Tayangan Halaman

362

Label Cloud